Saturday 29 October 2016

pendekatan manajemen SDM


1.  Pendekatan Mekanis
Pendekatan mekanis atau mekanisasi yaitu menggantikan pekerjaan manusia dengan mesin sehingga lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih stabil. Namun, pendekatan ini mengakibatkan beberapa masalah, seperti pengangguran teknologis, keamanan ekonomis, organisasi buruh, kebanggaan dalam pekerjaan. Pekerjaan yang dulunya dilaksanakan secara padat karya kemudian pekerjaannya digantikan oleh mesin akan membuat banyak orang menjadi penangguran. Hal ini mengakibatan orang kehilangan pendapatannya.
Para buruh yang ingin melindungi kepentingan dari perlakuan-perlakuan sewenang-wenang atasan akan membuat organisasi buruh yang berkembang secara nasional maupun internasional. Selain itu, ketrampilan dan kreativitas para pekerja tidak akan meningkat karena mereka hanya mengerjakan satu macam pekerjaan yang monoton, maka pekerja akan mudah bosan dan produktivitasnya menurun.
Contoh: pabrik minuman berkarbonasi menggunakan mesin untuk melasanakan proses produksi mulai pencampuran bahan hingga pengemasannya yang dioperasikan oleh manusia. Satu pekerja ditugaskan untuk mengatur satu macam mesin, dalam satu line produksi hanya membutuhkan 6-7 orang sehingga tidak diperlukan banyak orang untuk memproduksi minuman berkarbonasi tersebut. Produk yang dihasilkan lebih terjaga kualitasnya karena tidak tersentuh tangan manusia dan waktu pengerjaannya lebih cepat.


2.     Pendekatan Paternalis
Menurut pendekatan ini, para atasan mengarahkan bawahannya seperti orangtuanya. Para bawahan diperlakukan dengan baik dan diberi fasilitas-fasilitas. Namun, hal ini akan membuat para pekerja menjadi manja dan sulit untuk diatur. Contoh dari pendekatan ini karyawan diberikan pinjaman uang serta didirikan toko sehingga karyawan dapat membeli keperluan secara kredit.

3.   Pendekatan Sistem Sosial
Menurut pendekatan ini organisasi/perusahaan adalah suatu sistem yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yang kompleks yang bisa disebut sebagai sistem yang ada di luar. Manajer menghendaki adanya interaksi antara atasan dengan bawahan dan saling bekerja sama sehingga dapat mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Pemikiran ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi, dan ketertarikan di antara sesama karyawan. Contoh: sebuah organisasi mengadakan suatu kegiatan besar di lingkungannya. Ketua dan anggotanya saling bekerja sama demi lancarnya acara tersebut. Ketua organisasi ikut terjun dalam persiapan, selama acara hingga selesainya acara. Sebagai ketua organisasi dia tidak malu melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil dan anggotanya juga tidak sungkan meminta bantuan ketuanya.

No comments: