RESENSI BUKU ISLAM, RISALAH CINTA
DAN KEBAHAGIAAN
Judul
Buku : Islam, Risalah Cinta dan
Kebahagiaan
Penulis : Haidar Bagir
Penerbit :
Noura Books (PT Mizan Publika), Jakarta
Cetakan :
Pertama, 2013
Tebal : 18 + 214 halaman
Di zaman kontemporer ini, Islam banyak dikaji
dan dianalisa oleh berbagai kalangan. Islam sebagai sebuah ilmu (Islamologi),
menjadi tren baru pembahasan dan penguraian tentang suatu ajaran. Terutama oleh
cendekiawan Barat dan orientalis, Islam menjadi sebuah objek yang merupakan
sisi eksotisme umat manusia. Terlebih lagi, beberapa kelompok Muslim radikal
memperlihatkan berbagai aksi kebrutalan yang mengatasnamakan agama (Islam),
Islam pun menjadi sorotan.
Seiring aksi terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan
agama, Islam menjadi lebih sering dipandang secara stereotipe bahwa ia adalah
agama yang mengajarkan kekerasan. Lebih dari itu, umat Islam di Barat yang
minor secara kuantitas banyak dijauhi oleh orang non-Islam yang awam terhadap
Islam yang genuine. Perlakuan negatif pun sering kali didapatkan oleh umat
Islam yang minor tersebut karena pencitraan negatif dari para teroris meskipun
politisasi terorisme oleh Barat menjadi sorotan tajam.
Padahal, Islam adalah agama yang secara
terang-terangan membawa misi rahmatan li al-‘alamin. Islam adalah rahmat (kasih
sayang) bagi seluruh alam, bukan ancaman yang menakutkan bagi seluruh alam. Hal
itu sejalan dengan uraian yang dituliskan oleh Haidar Bagir dalam karyanya yang
berjudul “Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan”. Secara tegas, Haidar Bagir
dalam buku tersebut menyatakan bahwa Islam bukanlan agama yang menekankan
kekerasan atau kebrutalan, melainkan agama cinta dan kebahagiaan.
Pernyataan bahwa Islam bukanlah agama
kebrutalan juga dikuatkan oleh para fenomenolog agama, bahwa sesungguhnya agama
Islam itu tak kalah berorientasi cinta (eros oriented) dibanding agama Nasrani.
Argumentasi ini pun juga diperkuat oleh seorang cendekiawan Barat, Annemarie
Schimmel, yang mendapati bukti-bukti mengenai hal ini dari karya para sufi di
sepanjang sejarah pemikiran Islam.
Sebagaimana fungsi agama sebagai pelipur lara
dan pemuasan dahaga spiritualitas serta siraman rohani, Islam juga menjadi
tempat kembali bagi pemeluknya untuk merengkuh cinta dan kebahagiaan. Artinya,
Islam menjadi tujuan cinta dan kebahagiaan sekaligus mengajarkan ajaran cinta
dan kebahagiaan pula. Hal itu sebagaimana rangkaian hadis yang dijalin oleh
Syaikh Yusuf Makassari bahwa agama (Islam) adalah mengenal Allah. Mengenal
Allah adalah berlaku dengan akhlak yang baik. Akhlak yang baik adalah
menghubungkan tali kasih sayang (silaturahim). Sementara itu, silaturahim
adalah memasukkan rasa bahagia di hati sesama umat manusia (halaman. 3).
Dari rangkaian hadis yang dijalin Syaikh
Yusuf tersebut mengindikasikan bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan
cinta dengan akhlak baik dan peduli terhadap persoalan sosial dengan
silaturahim dengan nuansa pemuasan spiritualitas dengan mengenal Tuhan.
Artinya, Islam secara genuine merupakan ajaran yang penuh dengan cinta.
Sementara itu, cinta merupakan sumber kebahagiaan tanpa cinta, kebahagiaan
adalah kemustahilan.
Dalam kajian tasawuf dan sufisme, kebahagiaan
sepenuhnya terletak pada kelancaran perjalanan cinta. Kodrat manusia adalah
damai dalam kasih sayang Tuhan. Dengan demikian, kepuasan cinta (kebahagiaan)
merupakan proses pergi-pulang dari Tuhan kepada Tuhan.
Manusia berjungkir balik mengejar pencapaian
dan kesenangan duniawi menumpuk harta, meraih kekuasaan, menangguk popularitas sebenarnya
adalah ketersamaran terhadap kerinduan. Manusia merasa akan mendapatkan kasih
sayang yang didambakan jika telah memiliki semuanya.
Kenyataannya, semua itu hanya fatamorgana.
Kebahagiaan, kepuasan, dan kedamaian tidak terletak di situ. Sesungguhnya yang
dikejar tak kurang dari cinta yang sepenuhnya dapat diandalkan, cinta yang
sempurna, cinta Tuhan (halaman. 36).
Cinta seperti itulah yang menuntun manusia
kepada jalan kebahagiaan. Sebagaimana esensi dari kehidupan yang merupakan
perjalanan cinta, hendaknya hidup ini memang menggelorakan cinta. Terlebih lagi
bahwa umat manusia adalah umat yang beragama, dan Islam merupakan agama yang
paling banyak dipeluk oleh umat manusia, seharusnya memang hidup di dunia ini
penuh cinta dan bahagia sehingga perdamaian antara umat manusia bisa tercapai.
Konsep yang demikian ini adalah konsep
keagamaan Islam sebagaimana esensinya. Jika demikian halnya, tidak ada dalil
tentang kebrutalan yang diajarkan oleh agama Islam. Terlebih lagi, aksi
terorisme yang dianggap sebagai jalan jihad untuk memuliakan agama Tuhan
terbukti tidak berdasar secara kuat karena Islam tidak mengajarkan kebrutalan
sama sekali.
Metode jihad berupa perang yang dalam
sejarahnya pernah dipimpin oleh Rasulullah saw sendiri merupakan salah satu
varian jihad, bukan arti jihad secara total dan mutlak. Peperangan yang
dilakukan oleh Rasulullah saw pun bukan semata-mata untuk menyebarkan agama,
tetapi lebih pada aksi defensif. Dengan demikian, hal ini merupakan gugatan dan
sanggahan bagi pandangan stereotipe bahwa Islam disebarkan dengan pedang.
Islam melihat peperangan lebih sebagai
tindakan defensif. Ofensif hanya dipandang legitimate untuk melawan
penyerangan, pengkhianatan terhadap perjanjian damai, perusakan, dan dalam
rangka membela suatu kelompok manusia atas suatu penindasan (halaman. 211).
Akhirnya, dengan membaca buku berjudul “Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan”
ini, para pembaca diajak untuk menyelami Islam secara lebih mendalam. Dengan
kajian tasawuf dan sufisme, Islam sebagai ilmu didedah sedemikian rupa yang
pada akhirnya melahirkan argumentasi kuat bahwa Islam bukanlah agama kekerasan,
melainkan agama yang merisalahkan cinta dan kebahagiaan bagi umat manusia
(rahmatan li al-‘alamin). Dengan cinta dan kebahagiaan tersebut, nyatalah bahwa
Islam memiliki misi perdamaian dunia, bukan wajah kebrutalan suatu dogma
sebagaimana yang dipandang oleh orang awam.
TUGAS MATA KULIAH AGAMA
RESENSI BUKU TERKAIT AGAMA ISLAM
“ Islam, Risalah Cinta dan
Kebahagiaan ”
Oleh ;
Nama : AGUS SETIAWAN
NIM : B1B1 15 010
Kelas : A Manajemen
PROGRAM
STUDI MANAJMEN FEB
UNIVERSITAS HALU OLEO
Tahun 2015
UNIVERSITAS HALU OLEO
Tahun 2015
No comments:
Post a Comment