Kumpulan Puisi Pilihan
Berikut puisinya, silahkan disimak..
Alam dan Dosa
demi masa pada alam yang mati
dan demi masa bumi yang memutar senja
membalikan hingga tiba waktunya
sedang ia memeluk di semua pohon yang merah
dengan daun embun yang melayang sedih
dan cahaya yang mengantarkannya
hingga revolusi memerah api
demi masa dan dosa-dosa
dengan rembulan yang tak tersenyum cahaya
matahari meleburkan hingga sirna
bumi, pohon dan manusia
tertutup dengan kehancuran dunia
meledak di seluruh jagad raya
dan alam berbicara gersang
menoleh pada alam gelap dan siang
pada semua isyarat-isyaratMu yang hilang
(Ahmad Joni)
Rahasiamu
Rahasia ini tak ada yang tahu
Bintang bertanya tak kujawab
Bulan meminta tak kuberi
Langit merayu tak kudengar
Ketahuilah
Sampai ombak tak lagi dapat berlari
Dan karang di lautan tak lagi menyapa
Rahasia mu akan tetap disini
Menjadi penunggu tempat sang pendusta
(Roni Sofiana Wahid)
Parutan Dosa
Kerikil -kerikil khilaf
Mengeruk habis pahala ini
Tumpuk-menumpuk
Berkeping - keping
Wahai penjaga kekekalan
Patutlah dosa ini
(Tubi Safitri)
Beban Itu
Setepis angin itu
Membawa cahaya
Dan
Menepis debu-debu
Dari ujung derita
(Ahmad Joni)
Hitam
Alam pucat
Pelangi hitam
Langit berkaca -kaca
Ubun-ubun mendidih
Dalam embun
Hati terapung di desir ombak
Jiwa gersang
Mulut beku
Hanya terucap kata: Ibu, ibu
Nirwana menyongsongmu
(Devi Sabarina)
Mencintai Kamu
mencintai kamu
sama dengan mencintai angin
jika terlalu banyak bisa masuk angin
mencintai kamu
seperti mencipta sajak
harus diendapkan
agar tak keruh jadinya
mencintai kamu, pacarku
serupa dengan menggenggam salju
hatiku kesemutan. . .
tapu engkau mengalir begitu saja
(Tati Sunarti)
Memetik Bukit di Dadamu
memetik bukit di dadamu
bayangan itu mulai menebal
halaman hati terlukis wajah-wajah
aku terkesima. . .
menanam rindu di lidahmu
pucuk-pucuk rasa
mengarung rindu-rindu
percik percaya belah cemburu
kemudian melumat resah yang meleleh di keningmu
(Tati Sunarti)
GUNDAH dan RESAH
Sinar bulan yang redup
Kantuk jua belum datang menyusup
Samar-samar kerikkan jangkrik
Malah membuat hati terusik
Gundah dan resah melanda hati
Seolah-olah rasa terbebani
Gundah ini entah dari mana...
Resah ini entah untuk siapa...
Hendak lari entah kemana
Selalu begini entah mengapa
Engkau datang kala tubuh menyentuh bilik
Menggangguku yang akan arungi mimpi
Gundah dan resah penganrar tidur
Kapankah engkau kan pergi?
(Agus Setiawan)
No comments:
Post a Comment